Inhil.kabarinvestigasi.co.id. “Semua demi bayi dan balita yang sehat.” Ungkap Nursiah Sitompul saat melakukan kegiatan sapu (sweeping) imunisasi di Kuala Enok, Kabupaten Indragiri Hilir. Nursiah adalah petugas Kesehatan dari Puskesmas Kuala Enok. Dengan kegiatan sweeping imunisasi, bayi dan balita tetap mendapatkan kebutuhan imunisasi yang diperlukan.
Nursiah dan teman-temannya dari Puskesmas Kuala Enok selalu memantau kehadiran bayi dan balita yang datang saat jadwal posyandu tiba. Jika ada bayi atau balita yang tidak hadir, Nursiah akan menghubungi ibu dari bayi atau balita tersebut untuk menanyakan alasan kenapa tidak hadir.
“Biasanya yang tidak datang itu alasannya karena bayinya sakit, kadang-kadang ada juga saat jadwal posyandu, mereka sedang bepergian keluar daerah.” Ucap Nursiah.
Agar bayi dan balita yang tidak hadir tersebut tetap mendapatkan layanan imunisasi, Nursiah dan teman-temannya dari Puskesmas Kuala Enok mendatangi satu per satu rumah bayi dan balita tersebut di luar jadwal posyandu. Penerapan protokol kesehatan wajib dilakukan saat melakukan pelayanan imunisasi di tiap rumah.
Imunisasi sangat penting untuk melindungi orang-orang yang rentan dari Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I). Dikutip dari laman sehatnegeriku.kemkes.id, Plt. Dir. Pengelolaan Imunisasi, Kementerian Kesehatan dr. Prima Yosephine menyebutkan bahwa imunisasi dasar lengkap saja belum cukup memberikan perlindungan terhadap PD3I karena beberapa antigen memerlukan besar atau pemberian dosis lanjutan pada usia 18 bulan, usia anak sekolah dan usia dewasa. Sehingga sekarang tidak hanya mengejar imunisasi dasar lengkap tapi juga mengejar imunisasi rutin lengkap.
Pemberian imunisasi yang terlambat atau tidak lengkap kepada anak menjadi salah satu hambatan dalam upaya meningkatkan kekebalan anak. Imunisasi kejar diperlukan untuk menyusul imunisasi anak yang tertunda.
Adapun jenis imunisasi rutin lengkap terdiri dari :
- Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi Usia 0-11 bulan :
- HBO 1 Dosis
- BCG 1 Dosis
*DPT-HB-Hib 3 Dosis - Polio Tetas (OPV) 4 Dosis
- Polio Suntik (IPV) 1 Dosis
- Campak Rubela 1 Dosis
- Imunisasi lanjutan Baduta pd Anak Usia 18-24 Bulan
- DPT-HB-Hib 1 Dosis
- Campak Rubela 1 Dosis
- Imunisasi lanjutan Anak Sekolah Dasar/Sederajat pa Program Tahunan BIAS (Bulan Imunisasi Sekolah)
*. Campak Rubela dan DT pa Anak Kls 1
- Td pada anak kls 2 dan 5
Tahun ini Pekan Imunisasi Dunia berlangsung pada tanggal 16-22 April 2022. Sejak tanggal 13 April 2022, petugas Puskesmas Kuala Enok sudah memberikan pelayanan imunisasi bagi bayi dan balita, pelayanan imunisasi juga menyasar ke kampung Suku Laut atau yang biasa disebut juga Suku Duano di Desa Tanjung Pasir dan Desa Sungai Laut pada tanggal 14 dan 16 April 2022.
Kendala transportasi dan geografis, tidak menyurutkan semangat para tenaga Kesehatan untuk menjangkau sasaran imunisasi. Untuk memberikan pelayanan imunisasi bagi bayi dan balita Suku Laut, petugas kesehatan harus menggunakan transportasi air seperti kapal cepat (speedboat). Kadang, saat air laut surut, mereka terpaksa mendorong speedboat ke tengah laut agar bisa berjalan. Belum lagi jika cuaca tidak bersahabat seperti hujan badai dan gelombang laut yang tinggi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat imunisasi dapat mencegah lebih dari 26 penyakit, 2-3 juta kematian dapat dicegah setiap tahun dengan imunisasi, imunisasi juga membantu membatasi/ mengurangi terjadinya resistensi antibiotik karena dapat mencegah penyakit pada tahap awal.
Komisi perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat, capaian imunisasi rutin mengalami penurunan sejak tahun 2020. Berdasarkan laporan data imunisasi rutin (data pengawasan Oktober 2021), cakupan imunisasi dasar lengkap baru mencapai 58,4% dari target 79,1%. Provinsi Banten baru mendekati target cakupan imunisasi dasar lengkap yakni 78,8%. Sementara sejumlah daerah lain yang cakupan imunisasi dasar lengkapnya di atas 60% antara lain Sulawesi Selatan, Bengkulu, Sumatera Utara, Bali, Gorontalo, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Timur, dan Jambi.
Berdasarkan pemantauan KPAI, cakupan imunisasi yang rendah dan tidak merata dapat menyebabkan timbulnya akumulasi populasi rentan yang tidak kebal terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Jenis PD3I yang ada di Indonesia berupa BCG, polio, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis, campak, dan rubela. Tahun 2021 sudah terjadi peningkatan kasus PD3I di beberapa daerah dan berpotensi menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa), yakni difteri di Kalimantan Barat, terutama Sintang dan Singkawang; serta di Konawe Sulawesi Tenggara, Sementara itu, campak dan rubella sudah ada di beberapa daerah seperti Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku Utara, dan Papua.
dr. Tri Setyanti, M.Epid., Epidemiolog Kesehatan Ahli Muda Ditjen P2P Kemenkes Republik Indonesia menjelaskan setiap orang yang mendapatkan imunisasi akan membentuk antibodi spesifik terhadap penyakit tertentu. Apabila cakupan imunisasi tinggi dan merata dapat membentuk kekebalan kelompok dan melindungi kelompok masyarakat yang rentan. Pemberian imunisasi pada kelompok usia tertentu (anak) dapat membatasi penularan kepada kelompok usia dewasa/orang tua. Herd Immunity dan proteksi lintas kelompok dapat terbentuk jika pemberian IMUNISASI RUTIN LENGKAP dilakukan sesuai pedoman/standar dengan CAKUPAN TINGGI DAN MERATA DI SETIAP TINGKATAN.
Nah, kita mungkin pernah mendengar seorang ibu, bahkan publik figur yang mengatakan bahwa anak-anaknya baik-baik saja, sehat-sehat saja walaupun tidak pernah mendapatkan pelayanan imunisasi. Bisa jadi, anaknya menjadi bagian dari kekebalan kelompok dari anak-anak yang sudah diimunisasi. Sudah banyak juga contoh kasus yang mengingatkan kita betapa pentingnya imunisasi. Misalnya, seorang guru di Pekanbaru yang sedang hamil, tertular virus rubella dari siswanya yang sakit campak. Virus tersebut menjangkiti bayi dalam kandungan si ibu guru dan menyebabkan kecacatan setelah lahir.
Semoga, Pekan Imunisasi Dunia 16-22 April 2022 bisa menjadi momentum bagi semua pihak untuk terus meningkatkan kualitas kesehatan dan kehidupan anak-anak di seluruh dunia. Semoga, pandemi tidak menurunkan semangat para tenaga kesehatan di Puskesmas Kuala Enok dan tenaga Kesehatan di seluruh dunia dalam memberikan pelayanan imunisasi, demi generasi penerus yang kuat dan sehat.(Adv Dinkes Inhil)