Tembilahan.kabarinvestigasi.co.id. Bandara Tempuling Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau yang dulunya suatu kebanggaan bagi masyarakat kabupaten Inhil kini sudah ditumbuhi rumat dan semak semak juga menjadi tempat ronggsokan seperti pecahan kaca, besi-besi, mobil rusak dan mesin-mesin rusak bahkan menjadi tempat pemuda pemudi yang kuat dugaan dijadikan sebagai tempat mesum. Dimanakah pemerintahan kabupaten Inhil?
![](https://kabarinvestigasi.co.id/wp-content/uploads/2022/04/1.jpg)
Kalimat itu diucapkan warga masyarakat yang tinggal disekitar bandara tempuling saat bincang bincang dengan investigasi Jumat (22/4/2022).
Lelaki yang meminta tidak dimediakan identitasnya mempertanyakan keberadaan pemerintahan kabupaten Inhil yang dipimpin HM Wardan selama dua periode yaitu selama 10 tahun. Apakah tidak terpikir untuk memajukan kabupaten inhil sehingga sangat terkesan mentelarkan atau tidak peduli kondisi bandara Tempuling yang saat ini dikelilingi semak dan rumput dan menjadi tumpukan rongsokan, ujarnya dengan nada bertanya.
![](https://kabarinvestigasi.co.id/wp-content/uploads/2022/04/10.jpg)
Seharusnya kata bapak dua orang anak itu yang juga memiliki kebun dibelakang bandara Tempuling, HM Wardan selaku Bupati kabupaten Indragiri Hilir mengambil kebijakan dan jangan membiarkan begitu saja berantakan. Jika memang Pemerintahan kabupaten Indragiri Hilir tidak mampu lagi mengelolanya ya diserahkan kepada pemerintah pusat atau provinsi Riau, ujarnya.
![](https://kabarinvestigasi.co.id/wp-content/uploads/2022/04/8.jpg)
Lelaki yang memiliki postur tubuh sedang itu lebih jauh mengutarakan, saat beroperasinya bandara Tempuling pesawat Susi Air masih mendarat Bupati HM wardan masih menikmati dekatnya jaraknya pekanbaru-Tembilahan. sekarang untuk berpergian kepekanbaru tidak bisa lagi melalui udara karena bandara Tempuling tidak beropersi lagi dan harus melalui jalan darat dengan menumpuh waktu yang berjam-jam, ujar lelaki yang memili warna kulit kuning lancat itu.
![](https://kabarinvestigasi.co.id/wp-content/uploads/2022/04/9.jpg)
Pantauan investigasi di lokasi bandara yang terletak di Desa Sungai SalakKecamatan Tempuling kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau menunjukkan di beberapa titik yang berbatasan dengan landasan pacu terlihat rumput.
Rumput tersebut dibiarkan begitu saja.rumput yang tumbuh selain wilayah landasan pacu juga terlihat di depan gedung-gedung yang ada di lokasi bandara.
Selain itu, terpantau juga pagar yang tidak terkunci, kaca-kaca yang sudah pecah, plafon hancur hampir tinggal rangka. Akibatnya penduduk setempat bebas keluar masuk dan akses langsung menuju landasan pacu.
Di bagian lantai satu bangunan terminal baik kedatangan dan keberangkatan terlihat sangat kotor, karena jarang mendapat perawatan dari pihak terkait.
![](https://kabarinvestigasi.co.id/wp-content/uploads/2022/04/7.jpg)
Tercatat pada 2019, pesawat kecil milik Susi Air menerbangi rute penerbangan kabupaten Inhil-Pekanbaru masih mendarat. Tetapi sekitar tiga bulan berikutnya di tahun 2019 pesawat Susi Air tidak mendarat lagi dan pada saat itu juga aliran listrik ke bandara tempuling di putus sampai saat ini aliran listrik tidak tersambung.
“tahun 2019 pesawat kecil milik susi air masih mendarat”, ujar salah seorang anggota TNI AD dari Koramil Sungai Salak yang ikut bersama investigasi mengelilingi bandara Tempuling Jumat (23/4/2022).
![](https://kabarinvestigasi.co.id/wp-content/uploads/2022/04/3.jpg)
Anggota TNI AD tersebut mengatakan, kita setiap hari selalu mengontrol bandara walaupun tidak digunakan dan tidak dialiri listrik lagi.
“Terputusnya aliran listrik ke bandara sekitar tahun 2019 sampai sekarang, sehingga barang-barang semua hamcur bahkan mobil dan mesin aset bandara tidak ada yang utuh hanya tinggal rangkanya, kamar mandi, dan beberapa ruangan untuk petugas yang lazimnya digunakan,tetapi kini sudah rusak”, ujarnya seraya mengajak investigasi melihat kondisi mobil dan mesin.
Dari pantauan investigasi terlihat barang-barang rongsokan seperti pecahan kaca, plafon rusak berantakan tingga rangkanya baik di lantai satu dan lantai dua. Selanjutnya, melihat gedung-gedung yang ada di lokasi bandara semua sudah dikeliling rumpu-rumput liar.
Lain lagi seperti di gedung mungkin gedung perbengkelan rongsokan mobil hanya tingga body semua speart partnya sudah tidak ada. Juga di gedung tempat mesin terlihat kabel-kabel berserakan dan ada yang di potong mungkin dengan gergaji jika melihat potongannya.
“beginilah kondisi bandara Tempuling ini saat sejak tiga tahun yang lalu”,ujar petugas dari TNI AD itu kepada investigasi.
Menurut Rehan warga Desa Sungai Salak yang mengaku mengetahui persis bandara tempuling mulai dibangun, jalan masuk dari gerbang ke gedung terminal itu, sejak dulu memang belum pernah diaspal. “Ya seperti ini saja dari dulu. Setahu saya belum pernah diaspal,” kata Rehanmenjelaskan.
Rehan mengaku sejak SD hingga tamat SLTA, ia berada di desa itu. Makanya soal Bandara Tempuling, Rehan cukup banyak tahu. Sebagai warga tempatan, Rehan dan keluarganya mengaku sangat senang dengan adanya Bandara Tempuling. Namun sejak tak Terawat lagi, justru keberadaan bandara itu membuat warga sekitar jadi resah.
“Karena gelap dan tak terawat, bandara ini kerap pula disalahfungsikan. Muda mudi kadang sering kedapatan berdua-duaan. Ya, warga jadi resah. Karena bisa jadi tempat mesum,” kata dia, sambil mengingat-ingat pernah juga ada pasangan muda mudi yang tertangkap di lokasi tersebut.
Belum lagi soal keamanan bandara. Menurutnya, beberapa fasilitas bandara pun pernah dicuri oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Ada juga pernah tertangkap, mereka mencuri AC dan fasilitas bandara, katanya.
Di lokasi ini ada 4 bangunan besar. Bangunan induk, gedung terminal bandara. Lalu di sebelah kanan terminal, ada lagi tiga gedung terpisah. Dari petunjuk yang ada di gedung terminal, tertulis kalau tiga gedung itu adalah kantor, gudang kargo dan ATC (Air Traffic Control). Nasib ketiga gedung ini pun tak jauh beda dengan gedung terminal utama. Bukan tak mungkin, jika tak kunjung cepat dirawat, semua gedung ini pun akan rusak, dan lama kelamaan akan hancur.(Bersambung)