Pekanbaru.kabarinvestigasi.co.id. Mendukung program strategis Kementerian Pertanian yaitu Upaya Khusus (UPSUS) peningkatan produksi padi dan jagung untuk mengembalikan swasembada pangan, Badan Standardisasi Instrumen Pertanian melalui Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) Riau menggelar kegiatan Penguatan Kapasitas Penerap Standar Pertanian Mendukung UPSUS Percepatan Tanam Peningkatan Produksi Jagung di Provinsi Riau selama empat hari di empat kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau (23-27 Februari 2024).
Kepala BPSIP Riau, Dr. Shannora Yuliasari, S.TP, MP menyampaikan kondisi pangan dunia dan Indonesia sekarang ini sedang tidak baik-baik saja. Adanya ancaman iklim ekstrim, Indonesia turut merasakan dampak Elnino pada tahun 2023 kemarau panjang dan pada awal 2024 curah hujan tinggi dan sebagian lahan pertanian mengalami banjir sehingga menyebabkan gagal panen dan sebagian besar terlambat tanam.
Kondisi ini pada akhirnya dapat meningkatkan risiko terjadinya krisis pangan global dan berdampak pada kemampuan mencukupi kebutuhan pangan produksi dalam negeri. Untuk itu, Kementerian Pertanian bermaksud memperkuat produksi dalam negeri melalui percepatan dan perluasan tanam. Percepatan dan perluasan tanam ini perlu diimbangi dengan penerapan standar pertanian. Penerapan standar pertanian yang tepat dapat membantu petani untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan daya saing.
Penerapan budidaya padi dan jagung yang terstandar, menghasilkan pertanitan presisi, mencapai target produksi serta produktivitas yang diinginkan.
Mewakili Bupati Indragiri Hilir, Asisten III Fajar Husin, S.H, MH menyampaikan Kabupaten Indragiri Hilir memiliki potensi lahan pertanian yang sangat menjanjikan karena posisi geografisnya yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jambi dan Kepri, menjadikan Inhil pemasok bahan baku pertanian baik itu untuk kebutuhan pangan maupun pakan salah satunya adalah jagung pipil.
Pemerintah Daerah Indragiri Hilir sangat mengapresiasi BSIP Riau, diharapkan petani dapat menerapkan ilmu yang diperoleh untuk meningkatkan produksi jagung, dan mengatakan petani jagung tidak perlu khawatir dalam hal pemasaran, bahkan sebelum panen pun jagung yang ditanam sudah ada yang meminta untuk membelinya, tutur Fajar.
Fajar berharap kegiatan dan kerjasama dengan BSIP Riau tetap terus berlanjut karena menurutnya dalam bertani perlu pengalaman dan pengetahuan tidak cukup hanya dengan pengalaman saja.
BSIP Riau menggandeng narasumber dari Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Serealia, dengan materi Penerapan Budidaya Jagung Terstandar sesuai SNI 8969:2021 INDOGAP. Komponen standar budidaya jagung mulai dari varietas unggul, benih bermutu, penanaman hingga panen dan pascapanen.
Narasumber juga menyampaikan materi Budidaya Jagung Terintegrasi sesuai Permentan No. 18 tahun 2016, yaitu Sistem tanam ganda dengan pola tanam tumpang sari (intercropping) dan pola tanam bergilir (sequential cropping).
Materi lainnya adalah Perbenihan Jagung Komposit serta Hama dan Penyakit pada Tanaman Jagung yang disampaikan oleh fungsional BSIP Riau.
Acara yang digelar pada empat kecamatan, yaitu Kecamatan Sungai Batang, Reteh, Keritang, dan Batang Tuaka dengan peserta berasal dari penyuluh dan petani dengan jumlah total 300 orang.
Pada kesempatan ini Kepala BSIP Riau Dr. Shannora Yuliasari, STP., MP juga menyerahkan 3 unit PUTK yang diterima oleh Koordinator BPP Reteh, Keritang dan Batang Tuaka. (rls BSIP Riau)