Indragiri Hilir, 17 November 2024 – Dalam rangka memperingati Hari Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronis (PPOK) yang jatuh pada tanggal 17 November, Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir menggelar kampanye kesehatan bertemakan “Your Lungs For Life”.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir, Rahmi Indrasuri, SKM, M.KI, bersama Sekretaris Dinas Kesehatan, Hj. Irdawati, SKM, MM, mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan paru-paru. Dalam pesan yang disampaikan, mereka menekankan pentingnya mencegah faktor risiko PPOK seperti merokok, polusi udara, dan paparan bahan kimia berbahaya.
PPOK adalah penyakit pernapasan kronis yang sering kali disebabkan oleh paparan jangka panjang terhadap zat-zat yang merusak paru-paru. Dengan tema tahun ini, Dinas Kesehatan berharap masyarakat dapat lebih memahami pentingnya menjaga kesehatan paru-paru untuk mendukung kualitas hidup yang lebih baik.
Melalui media sosial resmi, Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir juga mengedukasi masyarakat dengan berbagai informasi penting seputar pencegahan dan penanganan PPOK. Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dapat mengikuti akun resmi @dinkesinhil di media sosial.
Peringatan ini menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya PPOK dan pentingnya tindakan pencegahan sejak dini. Dinas Kesehatan berharap kegiatan ini dapat menginspirasi masyarakat Indragiri Hilir untuk hidup lebih sehat dan menjaga lingkungan yang bersih.
[30/12 11.15] KILASRIAU.com Suryadi: Anemia masih menjadi salah satu masalah kesehatan serius di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), terutama di kalangan ibu hamil, remaja putri, dan anak-anak.
Kondisi kekurangan hemoglobin dalam darah ini tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga mengganggu produktivitas dan kualitas hidup masyarakat
Data dari Dinas Kesehatan Inhil menunjukkan bahwa kasus anemia di wilayah ini sebagian besar disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi, pola makan yang tidak seimbang, serta kondisi kesehatan tertentu seperti menstruasi berat atau infeksi kronis.
Ibu hamil dengan anemia memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi kehamilan, seperti kelahiran prematur atau bayi dengan berat badan lahir rendah.
Sebagai upaya penanganan, Dinas Kesehatan Inhil telah melaksanakan program pemberian tablet tambah darah kepada remaja putri dan ibu hamil di puskesmas-puskesmas. Selain itu, kampanye edukasi gizi juga digencarkan untuk mendorong masyarakat mengonsumsi makanan kaya zat besi, seperti daging merah, sayuran hijau, dan buah-buahan yang mengandung vitamin C.
Melalui berbagai langkah ini, diharapkan angka kejadian anemia di Inhil dapat ditekan. Pemeriksaan kesehatan secara rutin juga dianjurkan untuk mendeteksi anemia sejak dini dan mencegah dampak yang lebih serius.(adv)